Sayyidina Ali K.W berkata:
1. Orang alim adalah lampu Allah di bumi.
Maka, barangsiapa yang Allah menghendaki
kebaikan baginya, dia akan memperoleh
cahaya (ilmu) itu.
2. Kedudukan orang alim bagaikan pohon
kurma, engkau menunggu kapan buahnya jatuh
kepadamu.
3. Orang alim lebih utama dari pada orang
yang berpuasa, mengerjakan shalat malam
(tahajud), dan yang berjihad di jalan Allah. Jika
seorang alim meninggal, maka terjadi lubang
dalam islam yang tidak tertutupi sehingga
datang orang alim lain yang datang kemudian
(menggantikannya).
4. Orang yang (keluar dari rumahnya) mencari
ilmu, para malaikat akan mengantar
kepergiannya sehingga dia pulang (ke
rumahnya).
5. Orang alim adalah yang mengetahui
kemampuan dirinya, dan cukuplah seseorang
dikatakan bodoh jika dia tidak mengetahui
kemampuan dirinya.
6. Ketahuilah! Sesungguhnya hamba-hamba
Allah yang memelihara ilmu-Nya, menjaga yang
dijaga-Nya, dan memancarkan mata air ilmu-
Nya, mereka ini saling berhubungan dengan
wilayah (perwalian), saling bertemu dengan
kecintaan, minum bersama dengan gelas
pemikiran, dan pergi dengan meninggalkan bau
yang harum. Mereka tidak dicampuri oleh
keraguan, dan tidak pula mereka bersegera
dalam mengumpat. Berdasarkan hal itulah,
mereka mengukuhkan pembawaan dan akhlak
mereka, saling mencintai, dan saling
berhubungan di antara sesama mereka.
Mereka ini seperti keunggulan benih yang telah
dipilih, yang diambil darinya dan dilemparkan.
la telah dipisahkan oleh penyaringan dan
dibersihkan oleh pembersihan.
7. Di antara hak seorang guru terhadap
muridnya adalah hendaklah si murid tidak
terlalu banyak bertanya kepadanya, tidak
membebaninya dalam memberikan jawaban,
tidak mendesaknya jika dia sedang malas, tidak
menyebarkan rahasianya, dan tidak mengumpat
seorang pun di sisinya.
8. Orang yang alim adalah yang mengetahui
bahwa apa yang diketahuinya, jika
dibandingkan dengan apa yang tidak
diketahuinya, sangatlah sedikit. Maka, karena
itulah dia menganggap dirinya bodoh. Oleh
karena itu, bertambahlah kesungguhannya
dalam mencari ilmu karena pengetahuannya
akan hal itu.
9. Kesalahan yang dilakukan seorang alim
seperti kapal yang pecah, maka ia tenggelam
dan tenggelam pula bersamanya banyak orang.
10. Jika seorang alim tertawa satu kali, maka
dia telah membuang satu ilmu dari dirinya.
Sabtu, Maret 2
Posted by Roemie | File under : Hikmah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar